Herbal Village

← Kembali ke Berita

Tim PPK Ormawa HMB–Helianthus 2025 Monitoring Pembuatan Produk Olahan Yogurt “JASEYO”, Infused Water “LUSH JAM”, dan Jamu “SEJIWA” di Desa Parakan

10 Sep 2025

Tim PPK Ormawa HMB–Helianthus 2025 Monitoring Pembuatan Produk Olahan Yogurt “JASEYO”, Infused Water “LUSH JAM”, dan Jamu “SEJIWA” di Desa Parakan
Parakan, MMI – Himpunan Mahasiswa Biologi-Helianthus Universitas Pakuan melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) kembali melaksanakan kegiatan monitoring pelatihan pengolahan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada 19 Agustus 2025. Monitong ini sebagai tindak lanjut dari kegiatan pelatihan yang sebelumnya diberikan . Monitoring ini berfokus pada keberlanjutan pembuatan produk olahan berupa yogurt “JASEYO”, infused water “LUSH JAM”, serta jamu “SEJIWA” yang sudah diperkenalkan kepada masyarakat pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan dibuka dengan sambutan singkat dari tim PPK Ormawa yang menjelaskan tujuan monitoring, yaitu memastikan keterampilan masyarakat dalam membuat produk tetap terjaga dan berkembang, sekaligus memberikan pendampingan dan evaluasi apabila terdapat kesulitan dalam praktik. Tim juga menekankan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan menjaga kesehatan keluarga melalui pemanfaatan TOGA, tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi apabila masyarakat mampu mengembangkan olahan-olahan ini menjadi produk usaha. Setelah sesi pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan praktik bersama. Salah satu praktik yang mendapat perhatian besar adalah pembuatan yogurt fla jahe. Kombinasi rasa segar yogurt dengan hangatnya jahe dianggap unik dan menarik, bahkan cocok dinikmati oleh anak-anak maupun orang dewasa. Tim memberikan penjelasan mulai dari proses fermentasi hingga trik sederhana agar yogurt memiliki tekstur yang lembut dan cita rasa yang seimbang. Pada praktik lainnya, warga mencoba meracik infused water dari lemon, sereh, dan madu. Minuman ini dianggap sederhana namun menyegarkan, mudah dibuat di rumah, dan dapat menjadi alternatif minuman sehat pengganti minuman kemasan. Warga terlihat antusias mencampurkan bahan-bahan alami tersebut, sekaligus memahami manfaat kesehatannya, seperti meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu metabolisme. Selain itu, proses pembuatan jamu simplisia dari bahan jahe, kunyit, dan kencur juga berjalan dengan lancar. Aroma rempah yang khas memenuhi ruangan dan memberikan suasana yang menenangkan. Hasil racikan jamu ini tidak hanya diterima baik oleh masyarakat karena rasanya yang menyehatkan, tetapi juga memunculkan kebanggaan tersendiri karena mampu mengolah bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar rumah. Pada sesi terakhir, warga diajak untuk mencicipi produk sehat buatan tangan mereka sendiri. Gelas-gelas kecil berisi yogurt, infused water, dan jamu dibagikan, menciptakan suasana akrab dan penuh kegembiraan. Salah seorang warga menyampaikan kesan positifnya, “Saya benar-benar baru tahu kalau jahe bisa dibuat menjadi fla untuk yogurt. Rasanya enak sekali, ada manisnya tapi tetap hangat di tenggorokan. Biasanya saya hanya tahu yogurt dari toko, ternyata bisa dibuat sendiri di rumah dengan bahan alami,” ujarnya dengan penuh semangat. Kegiatan monitoring ini mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan, diskusi, hingga ide-ide baru mengenai variasi olahan TOGA yang bisa dikembangkan. Tim PPK Ormawa menilai bahwa keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan TOGA semakin berkembang, baik dari sisi teknik pengolahan maupun kreativitas menciptakan inovasi produk baru. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat tidak hanya menjaga tradisi pemanfaatan tanaman obat keluarga sebagai upaya peningkatan kesehatan, tetapi juga mampu melihatnya sebagai peluang usaha berkelanjutan yang bernilai ekonomis. Dengan demikian, program ini dapat menjadi salah satu langkah nyata dalam membangun kemandirian masyarakat, meningkatkan kualitas hidup, serta memperkuat ketahanan pangan dan kesehatan berbasis potensi lokal.